Analisis UU Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011 dalam Menghadapi IFRS
0 komentar Diposting oleh anisa_taha di 22.12
A Konvegerensi PSAK ke IFRS
International Financial
Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang
memberikan penekanan pada penilaian (revaluation)
profesional dengan disclosures yang
jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga
mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi
yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis
lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku
sama di semua negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan
utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia
terletak pada penerapan revaluation model,
yaitu kemungkinan penilaian aset menggunakan nilai wajar, sehingga laporan
keuangan disajikan dengan basis “true and
fair” (IFRS framework paragraph 46).
Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan keuangan global, yang akan
membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia (global market).
Indonesia,
sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi IFRS.
Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini
dapat memudahkan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara
internasional serta dapat meningkatkan arus investasi.
Indonesia
menganut bentuk yang mengambil IFRS sebagai referensi dalam sistem
akuntansinya. Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan memerlukan professional
judgment, senantiasa peningkatan kompetensi harus pula diikuti dengan
peningkatan integritas. Program konvergensi IFRS ini dilakukan melalui tiga
tahapan yakni tahap adopsi mulai 2008 sampai 2011 dengan persiapan akhir
penyelesaian infrastruktur dan tahap implementasi pada 2012. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK-IAI) telah menetapkan roadmap.
Menurut
Immanuela (2009), Indonesia harus mengadopsi IFRS untuk memudahkan perusahaan
asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian,
untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena
memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Tujuan IFRS adalah
memastikan bahwa laporan keuangan intern perusahaan untuk periode-periode yang
dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi yang terdiri dari :
1. Transparansi
bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
2. Menyediakan
titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Sedangkan
manfaat dari adanya suatu standar global :
1. Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal.
2. Investor
dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebutkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Standar akuntansi yang baru yakni IFRS
juga ditujukan untuk menciptakan suatu regulasi yang dapat memenuhi semua
kebutuhan setiap pengguna. Argumentasi yang umum diajukan terhadap kebijakan
akuntansi baru (IFRS) adalah bahwa banyak fakta yang menyatakan setiap
perubahan dalam standar akan mempengaruhi arti rasio keuangan dan angka
keuangan dari setiap aktivitas keuangan. Menurut Baruch Lev dalam Hendriksen
(2005) yang menyatakan bahwa perubahan standar yang berlaku memiliki pengaruh
yang nyata pada operasi keuangan.
Program konvergensi IFRS tentu akan menimbulkan
berbagai dampak terhadap bisnis antara lain :
1. Akses
ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
2. Relevansi
laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar
3. Di
sisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila
harga-harga fluktuatif.
B Pengaruh Regulasi atas Profesi
Akuntansi
Undang-Undang
Akuntan Publik diketuk oleh DPR RI pada tanggal 5 April 2011 dan disahkan
Presiden tanggal 3 Mei 2011. Undang-undang tentang Akuntan Publik antara lain
mengatur tentang regulator profesi, asosiasi profesi, perizinan, hak dan
kewajiban, tanggung jawab, sanksi, dan lain-lain. Saat ini di Indonesia belum
ada Undang-Undang yang khusus mengatur mengenai Akuntan Publik. UU terakhir
mengenai akuntan adalah UU No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.
Akuntan publik merupakan akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasanya di Indonesia. Ketentuan yang mengatur akuntan ini telah tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik diwajibkan untuk menjadi anggota dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia yang merupakan organisasi atau asosiasi profesi yang sudah diakui oleh Pemerintah Indonesia.
Akuntan publik merupakan akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasanya di Indonesia. Ketentuan yang mengatur akuntan ini telah tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik diwajibkan untuk menjadi anggota dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia yang merupakan organisasi atau asosiasi profesi yang sudah diakui oleh Pemerintah Indonesia.
Untuk mengetahui
bagaimana kompetensi seorang Akuntan Publik terpengaruh atau tidak oleh
Implementasi dari IFRS, maka perlu diketahui apa saja jasa yang ditawarkan oleh
Akuntan Publik dalam mengaplikasikan kompetensi yang dimiliki. Bidang jasa yang
ditawarkan oleh Akuntan Publik adalah sebagai berikut :
- Jasa atestasi
Yang termasuk
dalam jasa ini audit umuum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keua
angan prosfektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma,
review atas laporan keuangan, jasa audit serta atestasi lainnya.
- Jasa non-atestasi.
Kembali ke standar pelaporan keuangan
yang kini sudah menjadi keharusan bagi setiap entitas go publik di Indonesia,
IFRS. Berbagai manfaat diperoleh dari diterapkannya
standar ini, diantaranya meningkatkan kualitas, kredibilitas, dan
kegunaan laporan keuangan yang tentunya dapat memudahkan pemahaman atas laporan
keuangan. Laporan keuangan dapat dimengerti oleh pembaca laporan dari negara
manapun karena keseragamannya, dan pada akhirnya akan menciptakan efisiensi
dalam penyusunan laporan keuangan dan meningkatkan arus investasi kedalam dan
keluar melalui pelaporan yang diterima secara internasional.
Dengan diberlakukannya peraturan
tersebut, maka mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, semua entitas
yang termasuk kedalam entitas go publik harus menerapkan standar ini didalam
menyusun laporan keuangannya. Maka semua yang terkait dengan penyusunan
pelaporan keuangan ini harus memahami apa yang tercantum dalam IFRS ini.
Seorang Auditor harus terus
mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar dapat menjalankan profesinya.
Estimasi dan laporan yang dibuat manajemen perusahaan harus dinilai oleh
akuntan publik yang menyediakan jasa audit, oleh karena itu akuntan publik
harus memiliki pemahaman terhadap tujuan dari standar yang juga menjadi faktor
pendorong dalam memberikan penilaian atas laporan dari manajemen tersebut. Oleh
karena itu dibutuhkan kompetensi terkait degan IFRS tersebut.
Manfaat
dari pengimplementasian IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan
investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait
dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Dan dengan
adanya a single set of high-quality, principles-based financial reporting
standards, perlahan tapi pasti kepentingan
publik dapat dilayani dengan baik.
Akuntan Publik juga harus
memahami peraturan lain terkait dengan standar ini, misalnya pajak dan lainnya.
Selain itu, Akuntan Publik juga bisa menawarkan jasa lainnya selain jasa audit.
Kebutuhan perusahaan bukan hanya jasa audit, perusahaan bisa membutuhkan jasa
Akuntan Publik yang lainnya. Semakin banyak yang ditawarkan tentunya semakin
banyak pula peluang untuk mengembangkan diri dan pendapatan pula. Terkait
dengan jasa auditnya, Akuntan Publik bisa melakukan audit perusahaan go public manapun
yang ada di Indonesia maupun diluar Indonesia, tentunya ini memperluas pasar
bagi akuntan publik dalam memperoleh klien.
Kompetensi yang dimiliki oleh auditor
juga mempengaruhi intuisi yang dimiliki dalam
memberikan penilaian terhadap materialitas
dalam laporan keuangan, oleh karena untuk menunjang ketepatan dari intuisi yang
diberikan, auditor harus memiliki kompetensi. Dengan diberlakukannya standar
IFRS ini, maka keharusan bagi setiap calon akuntan publik untuk memahaminya
guna memenuhi permintaan pasar yang pada kenyataannya terus bertambah, oleh karenanya
baik akuntan publik maupun calon akuntan publik harus mengupdate pengetahuan
dan kompetensinya. Selain itu, independensi seorang akuntan juga jangan
dilupakan, karena setinggi apapun kompetensinya, maka itu tidak akan
menyebabkannya mengaudit sebuah laporan keuangan dnegan tepat dan tentunya
sesuai degan peraturan yang berlaku. Kecuali, bila perusahaan memang
menginginkannya untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya.
Sumber: Fumasa, Ilma Hudalina dan Raisa. 2012. "ISU-ISU KONTEMPORER". MAKALAH: Pelaporan dan Akuntansi Keuangan. Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas.
Mustaip, Liana. 2012. "PENGARUH IMPLEMENTASI IFRS TERHADAP KOMPETENSI AKUNTAN PUBLIK". Skripsi. Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
Judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN GO PUBLIC DI
BEJ
Pengarang: Reni Yendarwati & Fandli
Rokhman (Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, UII, Yogyakarta)
Penerbitan: Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 12, No. 1 Januari 2008, hal 66-75
1. Latar Belakang
Informasi
akuntansi yang ada di dalam laporan keuangan harus reliable, relevan, dan tepat
waktu agar dapat digunakan sebagai pembuat keputusan bisnis. Laporan keuangan haruslah disajikan tepat waktu agar
relevansi yang ada dalam informasi keuangan tersebut tidak hilang. Karena
apabila informasi keuangan itu disajikan tidak tepat waktu maka akan mengurangi
atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat bantu pengambilan keputusan
bagi pemakainya. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan
waktu informasi tersebut dipublikasikan
yang dapat berdampak pada reaksi
pasar terhadap keterbatasan informasi tersebut dan bisa mempengaruhi tingkat
ketidakpastiaan pada informasi yang dipublikasikan.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pengumuman laba yang terlamabat
menyebabkan abnormal returns seangkan
pengumuman laba yang cepat menyebabkan hal yang sebaliknya. Mengingat begitu
pentingnya ketepatan waktu dalam pelaporan informasi keuangan, maka audit delay serta factor-faktor lain
yang mempengaruhinya menjadi salah
satu objek yang signifikan untuk diteliti dalam penulisan ini.
Audit delay
adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku hingga tanggal diterbitkan laporan audit. Jangka waktu tersebutlah
yang diartikan sebgai audit delay. Audit delay sendiri merupakan indikator
utama dalam ketepatan waktu penyajian laporan keuangan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit Delay antara lai:
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Jenis Industri, Pendapat Auditor, dan
Rugi/laba Usaha.
2. Data
2.1 Populasi, Sampel, Teknik Sampling
dan Alat Analisis
Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ dan menerbitkan
laporan keuangannya pada periode 2001-2005 dalam penelitian ini jumlah
perusahaan adalah 380 perusahaan yang terdiri dari sector manufaktur maupun
non-manufaktur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) perusahaan adalah perusahaan go public yang terdaftar di BEJ selama
tahun 2001-2005, (2) perusahaan mengeluarkan laporan audit yang memuat
pemberian pendapar akuntan publik yang dipublikasikan, (3) perusahaan mempunyai
tahun tutup buku 31 desember. Berdasarkan kriteria ini maka diperoleh hasil 50
perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah SPSS.
Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah audit
delay yakni lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan buku hingga diterbitkan laporan audit. Variabel independent dalam
penelitian ini diwakilkan oleh ukuran perusahaaan (TOTREV), rugi/laba (LOSS),
tingkat profitabilitas (NILOTA), jenis pendapat akuntan (OPINI), dan jenis
industri (INDUS).
2.2 Metodelogi Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik
deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau memberikan gambaran
tentang data sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.
2. Uji Hipotesis
Dalam
pengujian hipotesis di penelitian ini digunakan uji T dan uji F. uji F
digunakan apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen. Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara parsial (masing-masing) terhadap variabel dependen.
3. Hasil
3.1 Analisis Deskriptif
Berdasarkan
penelitian ini maka diperoleh hasil bahwa rata-rata audit delay yang terjadi di Indonesia pada tahun 2001-2005 adalah
76,66 hari. Untuk perusahaan jenis manufaktur rata-rata audit delay adalah 80,62 hari ini lebih pendek dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya dan untuk perusahaan non-manufaktur
rata-rata audit delay adalah 73,55
hari. Rata-rata total revenue untuk
50 sampel perusahaan yang diteliti adala RP 4,9 triliun, standar deviasi untuk
total revenue adalah Rp. 10,5 triliun.
Untuk perusahaan jenis manufaktur rata-rata total revenue dari 22 sampel perusahaan yang diteliti adala Rp. 5,9
triliun, standar deviasi untuk total revenue
adalah Rp. 10,02 triliun. Sedangkan perusahaan jenis non-manufaktur rata-rata
total revenue dari 28 perusahaan yang
diteliti adalah Rp. 4,2 triliun standar deviasi adalah Rp. 10,8 triliun. Dari
50 sampel yang diteliti 44% merupakan perusahaan manufaktur dan sisanya 56%
merupakan perusahaan non-manufaktur.
3.2 Uji Hipotesis
3.2.1 Uji Simultan (F)
Berdasarkan
hasil uji F diketahui bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh
terhadap variabel dependen. Dengan nilai signifikan sebesar 0,039. Untuk
perusahaan non-manufaktur juga terbukti bahwa secara simultan variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen dengan nilai signifikan sebesar 0,022.
Sementar itu pada perusahaan manufaktur menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan secara signifikan antar variabel independent dengan variabel dependen.
3.2.2 Uji Parsial (t)
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan (TOTREV) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap variabel audit delay (AUDELAY) namun pengaruhnya positif. Dengan nilai
signifikan 0,0426 untuk perusahaan manufaktur sedangkan non-manufaktur sebesar 0,591. Ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang kuat terhadap audit
delay namun berpengaruh positif dimana semakin besar skala perusahaan
semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data.
Variabel
rugi/laba (LOSS) secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel AUDELAY, namun pengaruhnya positif.
Dengan nilai signifikan 0,402 untuk keseluruhan perusahaan, 0,795 untuk
perusahaan manufaktur, sedangkan untuk perusahaan non-manufaktur variabel LOSS
secara individu memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif.
Pada
sampel perusahaan secara keseluruhan dan subsampel (manufaktur dan
non-manufaktur) menunjukan bahwa perusahaan yang akan mengumumkan kerugian akan
memiliki audit delay yang panjang ini
disebabkan akibat yang ditimbulkan pada perusahaan, sehingga akuntan akan
berhati-hati dalam mengambil prosedur-prosedur audit yang memastikan nilai
kerugian.
Sementara
untuk sampel non-manufaktur memilih pengaruh signifikan karena perusahaan ini
memegang sector primer dan di sector tersier atau jasa dalam perekonomian
sehingga lebih banyak investor dan pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan
keuangan tersebut mengaharpakan perusahaan itu mengahasilkan laba.
Variabel
profitabilitas (NILOTA) tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif dengan
nilai 0,941 untuk sampel seluruh perusahaan, 0,683 untuk sampel manufaktur, dan
0,676 untuk sampel non-manufaktur. Sehingga dapat disimpulkan bahawa
profitabilitas tidak memiliki pengaruh kuat terhadap audit delay. Sedangkan arah positif menujukan bahwa semakin rendah
profitabilitas semakin panjang audit
delay.
Pendapat
akuntan publiki (OPIN) memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay dengan arah positif tetapi
untuk perusahaan manufaktur variabel OPIN tidak memiliki pengaruh signifikan
namun berarah positif. Sehingga sesuai dengan arah positif yang ditunjukan
dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pendapat wajar tanpa
pengecualian yang dimiliki laporan audit akan membuat audit delay lebih panjang karena membutuhkan negosiasi dengan
klien, konsultasi dengan partner audit
yang senior dan perluasan lingkup audit.
Jenis
industri (INDUS) secara individu tidak
berpengaruh signifikan. Perusahaan non-manufaktur terutama di industri keuangan
cenderung mengalami audit delay yang
lebih pendek dibandingkan jenis industry lainnya. Ini desebabkan industri
keuangan tidak memiliki saldo persediaan yang signifikan sehingga tidak perlu
waktu lama dalam mengaudit. Serta, kebanyakan asset yang dimiliki dalam bentuk
nilai moneter, sehingga lebih mudah diukur.
4. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan:
1. Rata-rata
audit delay yang terjadi pada
keseluruhan sampel perusahaan yang diteliti, yaitu sebanyak 50 perusahaan
adalah 76,66 hari. Pada perusahaan non-manufaktur rata-rata audit delay adalah 73,55 hari lebih
cepat 3,11 hari dari keseluruhan perusahaan sementara untuk perusahaan
manufaktur adalah 80,62 hari atau lebih panjang 3,96 hari.
2. Secara
keseluruhan variabel independen yang diwakili oleh ukuran perusahaan,
rugi/laba, tingkat profitabilitas, jenis pendapat akuntan publik, dan jenis
industri secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen yakni audit delay.
3. Secara
parsial hanya variabel pendapat akuntan publik saja yang berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay.
Sedangkan pada perusahaan non-manufaktur variabel pendapat akuntan public dan variabel
rugi/laba berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.
5. Keterbatasan
Keterbatasan
yang dimiliki dalam penelitian ini yakni:
1. Hanya
lima variabel saja yang diuji dalam penelitian ini. Variabel yang memiliki
pengaruh terhadap audit delay seperti
faktor perusahaan publik dan non-publik, lamanya menjadi klien KAP, faktor luas
audit yang dilakukan tidak disertakan.
2. Data
yang digunakan menggunakan data sekunder. Sehingga variabel yang diteliti
adalah data yang dipublikasikan, sementara data-data yang tidak dipublikasikan
oleh akuntan public seperti luas audit uang dilakukan, kompleksitas EDP tidak
disertakan dalam penelitian.
Nama Reviewer: Anisa Alwiyah Taha
NPM: 20210872
Kelas: 4EB01
Pasti kalian udah akrab
banget kan sama kata presentasi. Sudah sering ngelakuin bahkan. Tapi terkadang
kita masih sering banget grogi saat melakukan presentasi ini. Sebenarnya grogi
itu wajar kok justru malah menunjukan bahwa kamu serius dalam menampilkan
presentasi kamu. Terus bagaimana sih tips
and trick supaya kamu bisa menampilkan presentasi kamu secara maksimal
berikut ini tipsnya.
·
Persiapan (Preparation)
Supaya
presentasi berjalan lancer kita membutuhkan persiapan yang matang, baik dalam
persiapan materi yang akan ditampilkan maupun mental kita saat menampilkan
presentasi tersebut. Berikut tahap-tahap yang dapat dilakukan saat
memperisapkan presentasi.
1.
Susun materi presentasi kamu.
Buat dan susun secara sistematis materi
yang akan kamu gunakan dalam persentasi. Susun dari awal judul sampai ke
sub-sub judul yang dilengkapi list poin-poin
pembahasan yang ingin kamu sampaikan.
2.
Perbanyak referansi agar presentasi kamu
semakin kaya dan berbobot.
Carilah referensi dari berbagai sumber
misalnya koran, majalah, atau berita-berita yang tengah up to date saat itu.
3.
Kuasai materi di luar kepala.
Dengan menguasai materi di luar kepala kamu
cukup mengahafal bagian pengantar dan poin-poin utamanya saja, sedangkan isinya
bisa kamu presentasikan dengan natural dengan bahasa kamu sendiri tanpa harus
terpatok pada ketas catatanmu. Karena kalau para penonton sering melihat kamu
terus-menurus melihat catatan kamu, kamu bisa dianggap tidak menguasai materi
dan akan mengurangi penilaian mereka.
4.
Buatlah presentasi semenarik mungkin.
Slide presntasi yang menarik akan membuat
para penonton untuk melihat presentasi kalian. Oleh karena itu, buatlah slide
presentasi sekreatif dan semenarik mungkin.
·
Latihan (Rehearsals)
1.
Berlatih di depan cermin
Semakin sering berlatih, semakin kita
percaya diri. Kita bisa memanfaatkan cermin untuk latihan agar kita bisa
melihat bagaiman ekspresi wajah kita dan bahasa tubuh kita apakah sudah tepat
dan meyakinkan atau belum.
2.
Rekam lah suara kamu.
Ini berguna agar kita bisa mendengarkan
apakah artikulasi kita sudah benar atau belum khususnya pada penekanan kata0kata
di bagia yang penting.
3.
Lakukan simulasi
Buatlah simulasi sebelum presentasi di
depan teman-teman kamu. Beri kesempatan bagi mereka untuk bertanya juga. Pertanyaan
dari mereka bisa kamu jadikan gambaran dari pertanyaan yang mungkin akan
dilontarkan penonton pada presentasi sesungguhnya. Terakhir mintalah temanmu
untuk menilai serta mengkritik kekurangan dari presentasi kamu, agar semua
kekurangan bisa diperbaiki dan kelebihan bisa dipertahankan pada hari H.
4.
Kuasai alat bantu presentasi
Coba kuasai lah cara mengunakan alat
presentasi yang akan kamu pakai, bagaimana cara menghidupkan serta
mematikannya. Jangan lupa untuk charger
laptop agar tidak mati di tengah-tengah presentasi.siapkan juga foto kopi print out presentasi untuk dibagikan ke
penilai.
5.
Siapkanlah pakaian yang Nyaman.
Pakaian yang rapi dan nyaman akan mendukung
penanpilanmu saat presentasi.
·
On Stage
1.
Relakskan badan dan pikiran
Anggap saja kamu sedang tampil di depan
orang-orang yang kamu kenal dekat, tetapi kali ini apa yang kamu sampaikan
harus dedengar dengan perhatian yang lebih besar dari sebelumnya dan dimengerti
semua audience.
2.
Gunakan kalimat pembuka yang menarik.
Kamu bisa membuka presentasi dengan
pertanyaan yang menggelitik, joke
ringan, atau quote famous people yang
nyambung sama isi presentasimu. Setelah audience
tertarik, baru deh kamu masuk ke isi presentasi.
3.
Seseuaikan cara presentasi dengan tipe audience.
Presentasi di depan kelas tentu beda cara
penyampaiannya dengan seorang sales
yang lagi menjabarkan keunggulan produk jualannya. Untuk presentasi di depan
guru atau dosen yang agak santai, kamu boleh menyelipkan bahasa-bahasa gaul di sana-sini. Tapi kalau dosenmu killer, lebih baik pilih kalimat-kalimat
formal yang “safe”.
4.
Sampaikan presentasimu dengan suara yang
jelas.
Usahakan suara kamu terdengar dengan jelas
sampai ke audience yang duduk di
paling belakang. Jangan bicara telalu cepat berilah jeda setiap masuk ke sub
judul yang baru. Ini bermasuk agar para audience dapat mengerti apa yang kamu jelaskan.
5.
Jaga eye contact dengan audience
Coba jangan terlalu terpaku pada slide
presentasi yang ada, sesekali tataplah audience.
Kalau kamu grogi berat jangan langsung tatap ke matanya cukup lihat kepalanya. Pilih
satu audience, lalu bicaralah sambil
menatap ke mata dia saja. Lalu ganti lagi ke mata orang di sebelahnya tiap
beberapa menit. Lakukan hal it uterus menerus sampai kamu sidah bergiliran
menatap hampir sebagian besar mata audience.
6. Jangan
panik ketika lupa apa yang harus diucapkan.
Pasti ada saat-saat di mana kamu lupa akan
apa yang akan kamu katakana hingga kamu terdiam atau omonganmu jadi kacau. Jangan
langsung panik! Tarik nafas dalam-dalam minta maaf dan katakana apa yang
sebenarnya ingin diucapkan.
7.
Ucapkan Terimakasih
Setelah menutup presentasi, jangan lupa
mengucapkan terimakasih atas perhatian yang telah audience berikan, lalu beri kesempatan untuk mereka yang ingin
bertanyaan dan berkomentar.
8.
Jawab pertanyaan sebaik mungkin.
Disini penguasaan materi kamu akan diuji. Kalau
sampai ada pertanyaan yang tidak bisa kamu jawab, katakana kamu tidak tahu
pasti jawabannya dan akan cari informasi lebih lanjut kemudian disampaikan ke
penanya.
Jadi itu tadi beberapa tips dan trik untuk melakukan
presentasi. So, are you ready to win your
presentation?
Sumber:
Majalah Gogirl Edisi 57/ Oktober 2009
Skill 1: SUBJECTS AND
VERBS
A sentence in English must have at least one subject and one
verb.
Example 1:
________ was backed up for miles on the freeway.
a) Yesterday
b) In the morning
c) Traffic
d) Cars
From the example above, there is a verb (was), but there is
no subject. So the best answer is c) Traffic. Answers a) and b) are not
included in the category of the subject. Remember!!! Time adverbs like
yesterday, in the morning, etc. should not be a subject. While the answer to d)
is also incorrect because the plural cars that do not fit with the verb was
(singular).
Example 2:
Engineers _____ for work on the new space program.
a) necessary
b) are needed
c) hopefully
d) next month
The above sentence has a subject already (engineer), just
does not have a verb. Required him to fill out the answer is a verb. Of the
four answers is available only in the form of a verb that answer b) are needed.
So it is clear that the answer is b. Necessary (adjective), hopefully
(adjective / adverb), next month (adjective / adverb).
Skill 2: OBJECT OF
PREPOSITION
Object (what comes after) preposition (preposition) MUST form
a noun or pronoun (pronoun). Examples of the preposition in, at, of, to, by,
on, behind, and others. Please refer to the dictionary to determine the form of
the preposition.
example:
After his exams Tom will take a trip by boat.
In the above sentence there are two preposition: after and
by. The word exam (noun) is the object of the preposition after, and the boat
is an object of the preposition by.
Object of the preposition can create confusion in the TOEFL
test part structure / grammar. REMEMBER! Object of the preposition is not the
subject of the sentence.
Example 1:
With his friends _____ found the movie theater.
a) has
b) he
c) later
d) when
Remember the lesson on skill 1 first thing noticed in terms
of structure TOEFL matter of finding the subject and the verb (verb). In the
above sentence are verb (found). While the subject is not there. We need him in
answer choice that is the subject. The word friend in the above sentence is not
the subject of the sentence because the friend is the object of the preposition
with. Of the four options above only option b) that he could be used as a
subject. By him the answer of the above sentence is b) he. Has (verb), later
(adverb), and when (conjunction).
Example 2:
v The interviews by radio broadcaster were carried live by the station.
v At the neighborhood flower shop, flowers in quantities of a dozen or a half
dozen can be delivered for free.
v The progressive reading methods at this school are given credit for the
improved test scores.
The word on
the block is the subject and verb (verb). That in the tilt and underlined a
preposition and its object.
Skill 3: PRESENT
PARTICIPLE
Present participle is verb + ing: talking, playing, watching,
etc.. Present participle form can be rapscallion in Structure TOEFL test
questions. Present participle could be the adjective (an adjective) which
generally describes the subject like Appositive (see here about appositive) or
be part of verb word (verb) when preceded by be (am, is, are, was, were).
The man is talking to his friend.
The man talking to his friend has a beard.
In the first sentence talking present participle form of the
verb part because preceded by Be (is). While no. 2 talking present participle
is an adjective (describing the men's) and not as part of the verb because it
is not preceded by the first sentence be like. Verb of the sentence into two:
has (the man has a beard).
Example sentences below illustrate how the present participle
can be rapscallion in Structure TOEFL test
Example 1
The child _____ playing in the yard is my son.
a) now
b) is
c) he
d) was
In the sentence above we can see that the sentence already
has a subject (the child) and a verb (is). So the present participle is an
adjective playing so it does not need to be previously. Him answer b) is and d)
was not required by the above sentence (wrong answer). The above sentence is
perfect because it has a subject and a verb that does not need another verb (is
/ was) or subject (he) so that c) he is also wrong. So the best answer is a)
now (adverb).
Example 2:
The companies offering the lowest prices will
have the most customers.
Those travelers are completing their trip on
Delta should report to Gate Three.
Nb:
Words that blocked the subject.
Blocked and underlined a verb (the verb).
Which is tilted is (supposed to be) present participle.
In the first sentence is a proper sentence form (already
there is a subject and verb) along with the use of the present participle is
correct. In the second sentence merupkan tense one because it has a double
verb. The correct sentence is
The companies offering the
lowest prices will have the most customers.
Skill 4: PAST
PARTICIPLE
Past Participle use and a position similar to the present
participle which have previously discussed the difference in the form of
passive voice Past Participle.
Verb the past participle III: purchased, written, taught,
etc.. Present participle form can be rapscallion in Structure TOEFL test
questions. Could be a past participle adjective (adjective) which generally
describes a subject like Appositive or be part of keja word (verb) when
preceded by be (am, is, are, was, were) and have (have, has, had)
The family has purchased a television.
The poem was written by Paul.
In the first sentence of the form of the past participle
'purchased' are part of the verb because preceded by have (has). While no. 2
past participle 'written' is also a part of the verb because preceded by be
(was).
The television purchased yesterday was expensive.
The poem written by Paul Appeared in the magazine.
The second form of the past participle in (purchased and
written) is not followed by be or to have it both an adjective that describes
the shape of each subject of the sentence (television and poem).
Exercise:
The packages _____ mailed at the post office will arrive
Monday.
a) have
b) were
c) them
d) just
At first glance or just the beginning of the sentence might
be fooled to think we mailed it as a verb of the sentence but if we look at the
sentence more then we see there is no verb will arrive. So we can know that it
was mailed but not part of the verb as an adjective. Him answer a) have and d)
were not required by mailed-functioning as an adjective. Answer c) Them (object
is not required. So the best answer is d) just (adverb).
Skill 5: COORDINATE
CONNECTOR
Many words in English have more than one clause (clause):
I am learning.
Mom is cooking, and dad is working in the garden.
The girl who is looking at me is my neighbor.
The first sentence has only one clause while the last two
sentences have two clauses of the first 'mom is cooking' and 'dad is working in
the garden.' The second 'the girl is my neighbor' and 'who is looking at me.'
From the example above we can conclude that the clause was part of the sentence
or the sentence itself that has a subject and a verb. Generally it means that
the clause is a group of words that contains a subject and a verb.
At this skill will be learned about the forms of coordinate
conjunctions connector and its use in the sentence. Coordinate connector is
used to connect between one another clause by clause. A common example of
coordinate connector are: and, but, or, so, yet (but). Note the use of commas
before.
v Tom is singing, and Paul is
dancing.
v Tom is tall, but Paul is
short.
v Tom must write the letter, or Paul
will do it.
v Tom told a joke, so Paul
laughed.
v Tom is tired, yet he is not
going to sleep.
Example:
A power failure occurred, _____ the lamps went out.
a) then
b) so
c) later
d) next
From the above sentence we can know that the sentence has two
clauses 'a power failure occurred’ and 'the lamps went out'. So the sentence
need a coordinate connector to connect to the two clauses. Of choice there is
only one answer that shape connector so. So the best answer is b) so.
Exercise:
1.
The North Platte
River_____ from Wyoming into Nebraska
a. it flowed b.
flows
c. flowing d.
with flowing water
the answer: B
In the sentence
there is a clear subject, the blank and two phrases. So, there is no main verb.
1. It is not letter [D] because it is a phrase since it starts with a preposition "with".
2. It is not letter [C] because it is really not a verb. We need a form of BE to make it a verb. Additionally, the sentence expresses a fact, so we cannot use a progressive form.
3. It is not letter [A] because it includes a subject (it) reference, and we already have the subject.
2.
______ Biloxi receives
its name from Sioux word meaning “first people.”
a. The city of b.
Located in
c. It is in d.
The tour included
the answer: A
Explanation:
In the sentence we
can locate the verb "received" and after it a series of phrases.
Before the verb there is only a name of a place with a blank before it. This
leads us to understand that we need a phrase to complete the subject.
1. It is not letter (D) because it has a complete subject and verb.
1. It is not letter (D) because it has a complete subject and verb.
2. It is not letter
(C) because it is not a completing phrase; it also has a verb.
3. It is not letter
(B) because the phrase only established the place, but the sentence would need
another subject reference such as a name of a local monument.
3.
A pride of lions
________ up to forty lions, including one to three males, several females, and
cubs.
a. can contain b. it containing
c. contain d.
containing
the answer: A
Explanation:
The subject is
clearly established before the blank. After the bland there is a phrase. This
means we need the main subject of the sentence.
1. It is not letter
(D) because it is not really a verb. The "ing" must have a form of BE
before it.
2. It is not letter
(C) because it does not match the number form of the subject.
3. It is not letter
(B) because it has a subject reference.
4.
_________ tea plant
are small and white.
a. The b.
On the
c. Having flowers the d.
The flowers of the
the answer: D
Explanation:
The sentence include
a form of BE as the main verb. Before the verb there is a subject with a blank.
This means we need a phrase which completes the subject.
1. It is not letter
(A) because it is only the article. This means the subject "plant"
would not match the verb "are".
2. It is not letter
(B) because it is the same as letter (A) with the variation of the preposition.
3. It is not letter
(C) because it is still not completing a subject phrase like the two previous
letter.
5.
The tetracycline’s, __________
antibiotics, are used to treat infections.
a. are a family of b.
being a family
c. a family of d.
their family is
The answer: C
Explanations:
It is clear to see
the two commas and the blank inside of them. Also, there is a verb
"are" in the main sentence. This means we have a phrase which gives
additional information, so a phrase starter is needed.
1. It is not letter
(A) because it has a main verb
2. It is not letter
(B) because it does not have a connecting preposition at the end.
3. It is not letter
(D) because it has a subject and verb
6.
Any possible academic assistance
from taking stimulants _______ marginal at best.
a. it is b.
there is
c. is d. as
the answer: C
Explanation:
Once we read the
sentence, we identify there is no real main verb; it is only a series of
phrases.
1. It is not letter
(A) because it has a subject.
2. It is not letter
(B) because it has the adverb "there" in a subject position.
3. It is not letter
(D) because it is not a verb.
7.
Henry Adams, born in
Boston, ________ famous as a historian and novelist.
a. became b.
and became
c. he was d.
and he became
the answer: A
Explanation:
By reading the
sentence, we can identify it has a complimentary phrase between commas. The
main subject is complete. After the blank there are phrases only. This means it
does not have a main verb.
1. It is not letter
(D) because it has a conjunction and subject.
2. It is not letter
(C) because it has a subject.
3. It is not letter
(B) because it has a conjunction.
8.
The major cause
__________ the pull of the Moon on the Earth.
a. the ocean tides are b.
of ocean tides is
c. of the tides in the ocean d.
the oceans tides.
The answer: B
Explanation:
In the sentence
there is a subject, which seems broken. After the blank there is a series of
phrases. This means we need the main verb and the actual noun of the subject.
1. It is not letter
(A) because it has the article "the" and it does not include a
connecting preposition.
2. It is not letter
(C) because it does not have a verb.
3. It is not letter
(D) because it does not have a connecting prepositions nor verb.
9.
Still a novelty in the
late nineteenth century, _________ limited to the rich.
a. was b.
was photography
c. it was photography d.
photography was
the answer: D
Explanation:
The sentence starts
with a series of phrases and a comma. After the blank there is what could be a
verb and its object. This means we need the main subject and possibly the other
part of the verb.
1. It is not letter
(A) because it is only a verb.
2. It is not letter
(B) because it would create a question in the sentence we have.
3. It is not letter
(C) because it does have a connector at the end.
10. A computerized map of the freeways using information gathered by
sensors embedded in the pavement ___________ on a local cable during rush hour.
a. airs b.
airing
c. air d.
to air.
The answer: A
Explanation:
We should notice
that everything before the blank is a series of phrases; "using,"
"gathered," and "embedded" are not verbs because they don't
have a preceding BE verb. After the blank we have more phrases. This means we
need the main verb of the sentence.
1. It is not letter
(D) because the verb is in infinitive form.
2. It is not letter
(C) because it does not match the number form of the main subject "map"
3. It is not letter
(B) because it is not a verb; it doesn't have a preceding BE verb.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Subscribe to:
Postingan (Atom)