Blogger Template by Blogcrowds

.

Lost


Kehilangan yah itulah satu hal yang pasti akan dirasakan seorang manusia dalam hidup. Karena bagi saya hidup memang soal bagaimana kita menyambut sebuah kedatangan dan mengikhlaskan sebuah kehilangan. Lalu bagaimana kalau kita harus kehilangan suatu hal yang bahkan kita belum sepenuhnya kita nikmati? Bagaimana kalau kita tidak siap dengan sebuah kehilangan kita ini?
Apa kita boleh marah? Apa dengan marah keadaan akan baik seperti sedia kala. Apakah kita  boleh memutar balik kejadian itu agar semua tidak terjadi. Agar kita tidak perlu merasakan kehilangan. Tentu tidak karena bahkan si mesin waktu pun tidak pernah exist. Lalu bagaimana rasanya kehilangan? Sedih, marah, sesal. Mungkin ini yang dirasakan oleh mereka yang pernah kehilangan seseorang atau sesuatu yang sangat berharga. [Just remaind it: one thing that we’re thinks it’s not important doesn’t have same meaning with others].
Mungkin seharusnya hari dimana kita memiliki janji dengan seorang sahabat ternyata itu menjadi hari terakhir kita bertemu mereka. Hari dimana kita sedang marah dengan orang yang kita sayangi dan berniat menyelesaikannya nanti, tetapi menjadi hari disaat kita harus melihat orang kita sayangi itu sudah terbujur kaku. Hari disaat kita kesal saat sama seseorang dan kita berharap tidak bertemu dengan mereka lagi dan yah harapan itupun terkabulkan dengan kepergian mereka untuk selamanya.
Karena yang ada kini adalah kenyataan bahwa mereka sudah tidak ada lagi dan tidak aka nada pernah ada lagi di kehidupan kita. Kita tidak bisa lagi berbicara dengan mereka, mereka tidak bisa lagi menggenggam tangan kita, bercanda dengan kita, bahkan saat-saat dimana kita sering berselisih paham dengan mereka tentang sebuah hal akan menjadi momen yang akan kita rindukan.
Karena menurut Tuhan waktu kita bersama mereka sudah habis. Tuhan sudah memberikan kesempatan kita untuk bersama mereka dan pertanyannya apakah kita menggunakan kesempatan itu dengan baik atau kita justru tidak pernah menyadari kesempatan yang kita punya itu sehingga memperlakukan mereka seakan kita yakin kalau kita akan bisa bersama mereka untuk selamanya.
Mungkin apabila Tuhan mengajukan pertanyaan Ia akan mengajukan pertanyaan seperti ini. “Apakah kamu bahagia selama mengenal dia?” “Apakah dia memperlakukan kamu dengan baik?” “Apakah kamu rindu dengan mereka?” “Apakah kamu bersyukur karena telah diberi waktu untuk mengenal meraka?”
Kalau saya. Saya akan menjawab pertanyaan itu seperti ini.
“Dear God.
“Maaf kadang-kadang saya suka sebel sama keluarga saya. Maaf kalau saya sering berkata kasar dengan mereka atau bahakan membentak mereka. Maaf karena terkadang saya lupa untuk menghargai hadiah yang telah engkau berikan kepada saya ini. Maaf kalau saya terkadang terlalu sok sibuk untuk bahkan meluangkan waktu bersama mereka. Tapi saya selalu sayang mereka. Dan saya bukan hanya akan mengatakan ini tapi akan menunjukan bahwa saya sayang mereka setiap hari. Saya akan belajar meredam ego saya, mencintai mereka dan menghragai setiap detik dan setiap hal kecil yang terjadi saat saya bersama mereka. Saya akan memanfaatkan kesempatan yang Engkau berikan ini seakan ini saat terakhir saya bersama mereka.  Terimakasih untuk hadiah terindah ini, terimakasih karena telah memberikan kesempatan untuk mengenalkan mereka, terimakasih karena telah memilih mereka untuk masuk ke dalam kehidupan saya. Terimakasih karena telah membuat saya belajar lebih banyak dari mereka. Mereka adalah partner yang baik bagi saya untuk bercanda, ngobrol santai, berdebat, dan segalanya. Mereka adalah keluarga, sahabat, teman, dan apapun yang hadir dalam hidup saya.”
Jadi mulai sekarang hargailah mereka yang ada dalam hidup. Karena kamu tidak akan pernah tau kapan mereka pergi dari hidup kamu. Mereka adalah “beautiful gift” dari Tuhan agar kamu bisa belajar dan tumbuh menjadi kamu saat ini. J

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda