Hey, kamu maaf ya kalau selama ini saya
sering menyebalkan. Maaf untuk segala perkataan yang terkadang menyakitkan. Saya
sesungguhnya tidak pernah bermaksud untuk mengatakan hal tersebut. Maaf kalau
sering membuat kamu kecewa sesungguhnya keinginan terbesar saya adalah
membahagiakan kamu. Semoga suatu saat saya bisa mewujudkan itu.
Kamu tau kamu alasan saya untuk selalu
melakukan yang terbaik agar nantinya kamu bangga kepada saya. Kamu adalah orang
terkuat yang pernah saya temui. Kamu selalu menunjukan bahwa kamu sanggup
melalui segala rintangan ini walaupun kelihatnnya sangat tidak mungkin untuk
menghadapi ini seorang diri. Ketika orang lain meremahkan tentang kemampuan mu
untuk bertahan menghadapi segala masalah ini. Kamu dapat menunjukan bahwa kamu
mampu. Saya bahkan sangat jarang melihat kamu mengeluh bahkan berpikir untuk
menyerah saja tidak. Yah, trigger itu yang membuat saya tau bahwa there’s always
the rainbow after the rain even the heavy rain. So thank you so much. :*
Ketika orang lain bertanya mengapa kamu
sanggup untuk menghadapi ini seorang diri? Kamu hanya menjawab bahwa ada
tanggung jawab yang dititipkan oleh Tuhan kepadamu dan kamu harus melakukan
tanggung jawab ini dengan baik. Sangat baik. J ya, kamu yang selalu mengajarkan kepada saya bahwa
mendekatkan diri dan bergatunglah pada Tuhan dalam setiap keadaan hidup mu. Karena
Ia pasti akan menunjukkan jalan yang terbaik bagi umat Nya. Kamu selalu
mengajarkan saya untuk selalu melaksanakan kewajiban saya sebagai khalifah di
muka bumi. Bahkan terkadang agak memaksa. Tetapi, saya selalu tahu kamu
melakukan itu demi kebaikan saya. Karena pada siapa lagi saya akan menyandarkan
diri saya selain kepada Sang Pencipta. So, terima kasih karena telah
mengajarkan agama dengan amat baik kepada saya. Ajaran ini selamanya tidak akan
pernah saya lupakan. Kamu juga selalu mengajarkan saya untuk selalu tulus
membantu seseorang tanpa pamrih, walau terkadang saya heran bagaimana bisa kamu
mempunyai hati setulus itu pada orang yang jelas-jelas telah menyakitimu. Terima
kasih yah karena telah mengajarkan saya untuk selalu tulus. Terima kasih J
Dan untuk kamu, terima kasih telah
mengajarkan saya untuk mempunyai mimipi yang besar. Terima kasih karena tidak
pernah memanjakan saya dengan segala fasilitas yang berlebihan seperti orang
lain karena kamu tahu untuk mendapatkan segala hal diperlukan biaya pengorbanan
yang besar bukan dengan cara yang instan. Akhirnya, sekarang saya mengerti apa
arti dari semua yang kamu ajarkan. Walaupun kamu mendidik saya dengan cukup
keras tapi saya tau itu semua demi kebaikan saya. Kamu tidak ingin saya menjadi
seseorang yang bermental lemah. Kamu ingin saya kuat. Kamu ingin saya menjadi
orang yang lebih hebat dari mu. Kamu ingin suatu saat nanti bisa melihat saya menjadi
seseorang yang sukses, kamu ingin melihat saya mencapai semua mimipi saya. Dan untuk
itu kamu rela berkerja keras bahkan sampai harus merasakan sakit. Untuk apa,
hanya untuk membuat mimpi menjadi nyata. Terima kasih. Maaf kalau saya belum
bisa membanggakanmu tapi seperti yang kamu ketehaui saya selalu berusaha. Yah,
saya berusaha dengan amat keras. Padahal kamu bilang kamu tidak berharap untuk
ikut merasakan keberhasilan ini juga, biar saya saja yang merasakan. Ah, betapa
kamu menunjukan ketulusan yang indah.
Disaat orang berkata bahwa kamu orang
yang cuek, keras, dan egois. Tanpa banyak kata, kamu justru menunjukan kepada
saya tentang sisi lain dari dirimu. Sisi yang tidak terlihat oleh banyak orang
tetapi hanya dapat dirasakan oleh orang-orang disekitarmu. Ya, Kamu memiliki kehangatan
itu, kamu orang yang sangat perhatian. Kamu bekerja keras untuk orang-orang
disekitarmu. Kamu hanya ingin mereka bahagia dengan caramu, tanpa perlu banyak
pengakuan. Bahkan walupun demi kebahagian itu kamu harus merasakan sakit, harus
merelakan segala waktu. Kamu tidak peduli asal mereka bahagia. Kamu memperlihatkan
kepada saya bahwa untuk membahagiakan orang lain tidak harus menggunakan cara
yang sama seperti yang orang lain gunakan. Buatlah cara yang berbeda dengan
yang orang lain lakukan. Ciptakanlah kebahagian untuk mereka yang kamu sayangi bahkan
meski itu berarti harus mengorbankan banyak hal. Ya, selamanya nasehat itu akan
selalu saya laksankan.
Untuk kamu dan kamu. Yah, kalian surat
ini saya ciptakan untuk kalian. Kamu Ibu Sri Yanti Dunggio dan Kamu Bapak
Lukman Taha. Ya, kalian kedua orang yang membawa saya ke dunia ini. Terima kasih
untuk segala hal yang terbaik selam 20 tahun hidup saya. Terimakasih karena
telah membentuk saya menjadi pribadi yang seperti saat ini. Maaf untuk
kekecewaan yang selama ini kalian rasakan. Maaf untuk keegoisan dari anakmu ini
padahal kalian telah berkorban banyak untuk saya. Maaf untuk air mata yang
mungkin tercipta selama kalian membesarkan saya. Maaf untuk banyak tuntutan
dari saya selama ini, padahal kalian telah memberikan banyak hal yang terbaik
kepada saya tapi saya selalu luput untuk mensyukuri semua pengorabanan tulus
kalian. Sekali lagi maaf untuk segalanya. Seperti janji saya. ya, saya akan
membahagiakan kalian walaupun mungkin saya tidak akan sesukses kalian membahgiakan
saya. Tapi, ya saya akan mencoba. No, saya harus mencoba dan segera
mewujudkannya. Untuk itu saya membutuhkan doa dan restu kalian. Jadi tolong
restui perjalanan hidup saya. Saya berjanji 4 tahun dari sekarang saya akan
membawa kalian ke Tanah Suci, saya akan memberikan rumah sesuai keinginan mama,
saya akan memberikan motor gede impian papa juga merenovasi rumah kita,
pokoknya saya akan membahagiakan kalian. Satu yang jarang saya katakan bahkan hampir
tidak pernah saya katakan saya sangat mencintai kalian. Saya akan semakin
mencitai kalian setiap harinya, itu janji saya. Mungkin ini tidak pernah
terucap tetapi Insya Allah akan terwujud lewat segala tindakan saya. So, last
but not least I just wanna say “Thank You”, “Sorry”, and “I love you”, ma, pa. J
With a big love,
Your
little daughter
Anisa Alwiyah Taha
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)