Kemacetan jalan dan buruknya kualitas angkutan di Jakarta semakin hari semakin parah. Hampir semua orang pasti pernah mengalaminya. Tidak jarang ini membuat kita saling menyalahkan soal macetnya jalanan. Padahal, tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab dan memegang peran dalam masalah ini. Kita semua ikut andil dalam menciptakan kemajuan yang terjadi di Ibu Kota. Beli kendaraan di Indonesia bisa dibilang gampang dan murah krena ada system cicilan yang diberikan oleh bank. Serta pajak pertahun yang harus dibayar pemilik juga tidak terlalu tinggi. Hasilnya kita lebih memilih kendaraan umum karena transportasi umum yang kurang layak. Bahkan satu keluarga kecil bisa memiliki beberapa kendaraan di luas batas wajarnya. Menurut Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta tahun 2011 sebanyak 12.026.396 (www.metrotvnews.com, 5/3/2011). Minimnya usaha pemerintah untuk menyediakan fasilitas angkutan umum bisa jadi penyebabnya. Srana transportasi umum yang tidak layak adalah bukti belum adanya usaha serius pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan yang memicu ketidakpuasan pengguna. Sehingga, banyak orang yng menggunakan angkutan umum jadi cenderung memilih punya kendaraan pribadi.
Sumber kemacetan sesungguhnya dating dari jumlah kendaraan pribadi yang makin banyak. System “3 in 1” pun dinilai tidak efektif dan diganti menjadi system Electronic Road Pricing (ERP) dimana pengendara dengan penumpang 3 orang atau lebih harus bayar dengan biaya tertentu. Tujuannya supaya setiap pengendara mobil pribadi beralih ke angkutan umum. Lalu ada sarana Trans Jakarta dan pembangunan fly over pada jalur tertentu. Faktanya macet tidak berkurang bahakan semakin parah. Ketua Koalisi Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2030,Ahmad Safrudin, tegas berkomentar bahwa pembangunan jalan layangsama sekali bukan solusi kemacetan kerena hanya efektif pada 3 bulan pertama, selebihnya macet kembali dating (www.tempointeraktif.com, 5/1, 2011). Jumlah kendaraan tidak terkendali, buruknya kualitas angkutan umum, dan kebijakan yang tidak tepat sasaran jaddi penyebab Indonesia memiliki system transportasi yang umum.
Perlu ada perombakan system secara menyeluruh dan kerjasama dari semua pihak. Sebelum mengeluh atau prote, ada baiknya dari diri kita sendiri yang memulai. Jangan sampai kenyamanan berkendaraan bikin kita jadi konsumtif. Coba mulai pakai kendaraan umum atau maksimal jumlah orang dalam kendaraan pribadi. Sedangkan PR untuk pemerintah adalah memperbaiki seluruh fasilitas (kendaraan, halte, trotoar jalan). Kalau bagus dan tertib, pasti masyarakat tidak ragu untuk menggunakannya. Pajak kendaraan juga harus dibenahi untuk mengontrol jumlah kendaraan. Perlu juga penyesuaian harga bensin. Kalau pemerintah mau mengatur lagi kebijakan harga yang semestinya, jumlah kendaraan pribadi pun bisa terkendali. Dengan dukungan dari kita semua untuk disiplin, keseriusan usaha dari pemerintah dan ketertiban semua pihak, suatu saat system transportasi Indonesia bisa berjalan lancer, aman, & tertib.
Sumber : Majalah Gogirl! 77/Jun 2011
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)